Sistem Koloid Mentega
Koloid adalah suatu campuran zat
heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang
berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara
1-100 nm ( 10-7 – 10-5 cm ).
Contoh: Mayones dan cat, mayones adalah campuran homogen di air dan minyak dan cat adalah campuran homogen zat padat dan zat cair.
Contoh: Mayones dan cat, mayones adalah campuran homogen di air dan minyak dan cat adalah campuran homogen zat padat dan zat cair.
Sistem
koloid adalah suatu bentuk
campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar).
Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan
atau suspensi.
Keadaan
koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun
gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem
koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari.
Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu,
keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan
kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.
Karena
sistem koloid sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus
mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan
dapat bermanfaat untuk diri kita.
Koloid adalah suatu sistem campuran
“metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu).
Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.
Di dalam larutan koloid
secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :
– Zat terdispersi, yakni
zat yang terlarut di dalam larutan koloid
– Zat pendispersi, yakni
zat pelarut di dalam larutan koloid
Berdasarkan fase
terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut :
Fase Terdispersi
|
Pendispersi
|
Nama koloid
|
Contoh
|
Gas
|
Gas
|
Bukan koloid, karena
gas bercampur secara homogen
|
|
Gas
|
Cair
|
Busa
|
Buih, sabun, ombak,
krim kocok
|
Gas
|
Padat
|
Busa padat
|
Batu apung, kasur busa
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol cair
|
Obat semprot, kabut,
hair spray di udara
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi
|
Air santan, air susu,
mayones
|
Cair
|
Padat
|
Gel
|
Mentega, agar-agar
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol padat
|
Debu, gas knalpot, asap
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Cat, tinta
|
Padat
|
Padat
|
Sol Padat
|
Tanah, kaca, lumpur
|
Sifat Koloid
a. Efek Tyndall
Efek
Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana
jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat
menghamburkan sinar ke segala jurusan.
Contoh: sinar matahari
yang dihamburkan partikel koloid di angkasa, hingga langit berwarna biru pada
siang hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika
ada sinar masuk melalui celah.
b. Gerak Brown
Gerak
Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus
menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat
pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak
memisah jika didiamkan.
c. Adsorbsi
Koloid
Adsorbsi
Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorbsi
digunakan dalam proses:
1. Pemutihan gula tebu.
2. Norit.
3. Penjernihan air.
Contoh: koloid antara
obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.
Koloid Fe(OH)3
akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +. Adanya muatan
senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga
partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol.
Koloid As2S3
akan mengadsorbsi ion OH– dalam larutan sehingga akan bermuatan –
dan tolak-menolak dengan sesamanya, maka koloid As2S3
tidak akan menggerombol.
d. Muatan Koloid
dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan
oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan
partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Karena partikel koloid
mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid
dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan
bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan
terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik
yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk
menggumpalkan debunya.
e. Koagulasi
Koloid
Koagulasi koloid adalah
penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan.
Contoh: kotoran pada air
yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang
menyebabkan koagulasi:
- Perubahan suhu.
- Pengadukan.
- Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
- Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
Koloid akan mengalami
koagulasi dengan cara:
1. Mekanik
Cara mekanik dilakukan
dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.
2. Kimia
Dengan penambahan
elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh: susu + sirup
masam —> menggumpal
Lumpur + tawas —>
menggumpal
Dengan mencampurkan 2
macam koloid dengan muatan yang berlawanan.
Contoh: Fe(OH)3
yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3
yang bermuatan negatif.
f. Koloid Liofil dan
Koloid Liofob
– Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah
koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling
koloid. Contoh: agar-agar.
– Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah
kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan
pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian
medium pendispersi dari elektrolit.
g. Emulasi
Emulasi adalah kolid
cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid stabil, ke dalam koloid biasanya
ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil agar koloid stabil.
Contoh: susu merupakan
emulsi lemak di dalam air dengan kasein sebagai emulsifier.
h. Kestabilan Koloid
a. Banyak koloid yang
harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk penggunaannya.
Contoh: es krim, tinta,
cat.
Untuk itu digunakan
koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid
lain ini disebut koloid pelindung.
Contoh: gelatin pada sol
Fe(OH)3.
b. Untuk koloid yang
berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik pada
kedua cairan yang membentuk emulsi Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator
dari emulsi minyak dan air.
i. Pemurnian
Koloid
Untuk memurnikan koloid
yaitu menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid, dapat dilakukan
cara dialisis. Koloid yang akan dimurnikan dimasukkan ke kantong yang terbuat
dari selaput semipermeabel yaitu selaput yang hanya dapat dilewati partikel ion
saja dan tidak dapat dilewati molekul koloid.
Contoh: kertas perkamen,
selopan atau kolodion.
Kantong koloid dimasukkan
ke dalam bejana yang berisi air mengalir, maka ion-ion dalam koloid akan keluar
dari kantong dan keluar dari bejana dan koloid tertinggal dalam kantong. Proses
dialisis akan di percepat jika di dalam bejana diberikan arus listrik yang disebut
elektro dialisis.
Proses pemisahan kotoran
hasil metabolisme dari darah oleh ginjal termasuk proses dialisis. Maka apabila
seseorang menderita gagal ginjal, orang tersebut harus menjalani “cuci darah”
dengan mesin dialisator di rumah sakit. Koloid juga dapat dimurnikan dengan
penyaring ultra.
Pembuatan Sistem Koloid
- Cara Kondensasi
Pembuatan sistem koloid
dengan cara kondensasi dilakukan dengan cara penggumpalan partikel yang sangat
kecil. Penggumpalan partikel ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Reaksi Pengendapan
Pembuatan sistem koloid
dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan elektrolit sehingga
menghasilkan endapan. Contoh: AgNO3 + NaCl —> AgCl(s) + NaNO3
2. Reaksi
Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah
reaksi suatu zat dengan air. Sistem koloid dapat dibuat dengan mereaksikan
suatu zat dengan air. Contoh: AlCl3 +H2O —> Al(OH)3(s)
+ HCl
3. Reaksi Redoks
Pembuatan koloid dapat
terbentuk dari hasil reaksi redoks.
Contoh: pada larutan emas
Reaksi: AuCl3 + HCOH
—> Au + HCl + HCOOH
Emas formaldehid
4. Reaksi
Pergeseran
Contoh: pembuatan sol As2S3
dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam laruatn H3AsO3
encer pada suhu tertentu.
Reaksi: 2 H3AsO3
+ 3 H2S —> 6 H2O + As2S3
5. Reaksi
Pergantian Pelarut
Contoh: pembuatan gel
kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol 96% ke dalam larutan kalsium
asetat jenuh.
2.Cara Dispersi
Pembuatan sistem
koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi yang
terlalu besar menjadi partikel koloid, pemecahan partikel-partikel kasar
menjadi koloid.
1. Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi
diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran
besar kemudian diaduk dalam medium pendispersi.
Contoh: Gumpalan tawas
digiling, dicampurkan ke dalam air akan membentuk koloid dengan kotoran air.
Membuat tinta dengan
menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian didispersikan dalam air.
Membuat sol belerang
dengan menghaluskan belerang bersama gula (1:1) pada penggiling koloid,
kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan belerang menjadi sol.
2. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan
cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan menambahkan ion sejenis, sehingga
partikel endapan akan dipecah. Contoh: sol Fe(OH)3 dengan
menambahkan FeCl3.
sol NiS dengan
menambahkan H2S.
karet dipeptisasi oleh
bensin.
agar-agar dipeptisasi
oleh air.
endapan Al(OH)3
dipeptisasi oleh AlCl3.
3. Cara Busur
Bredia/Bredig
Pembuatan koloid dengan
cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan mencelupkan 2 kawat logam (elektroda)
yang dialiri listrik ke dalam air, sehingga kawat logam akan membentuk partikel
koloid berupa debu di dalam air.
4. Cara Ultrasonik
yaitu penghancuran
butiran besar dengan ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz)
Campuran heterogen.
Campuran homogen disebut
larutan, contoh: larutan gula dalam air. Campuran heterogen dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu: Sistem koloid termasuk dalam bentuk campuran. Campuran
terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Suspensi, contoh:
pasir dalam air.
2. Koloid, contoh: susu
dengan air.
Komponen Penyusun Koloid
1. Fase kontinyu : medium
pendispersi jumlahnya lebih banyak.
2. Fase diskontinyu :
medium terdispersi jumlahnya labih banyak.
Bentuk Partikel Koloid
1. Bulatan : misalnya
virus, silika.
2. Batang : misalnya
virus.
3. Piringan : misalnya
globulin dalam darah.
4. Serat : misalnya
selulosa.
Penggunaan Sistem Koloid
1. Obat-obatan : salep,
krim, minyak ikan.
2. Makanan : es krim,
jelly dan agar-agar.
3. Kosmetik : hair cream,
skin spray, body lotion.
4. Industri : tinta, cat.
Beberapa Macam Koloid
1. Aerosol
adalah sistem koloid di
mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas.
Contoh: aerosol padat:
debu, asap.
aerosol cair: kabut,
awan.
Bahan pendingin dan
pendorong yang sering digunakan adalah Kloro Fluoro Karbon (CFC).
2. Emulsi
adalah sistem koloid di
mana zat terdispersi dan pendispersi adalah zat cair yang tidak dapat
bercampur. Misalnya: Emulsi minyak dalam air: santan, susu, lateks, minyak
ikan. Emulsi air dalam minyak: mentega, minyak rambut, minyak bumi.
Untuk membentuk emulsi
digunakan zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat tertarik oleh
kedua zat cair tersebut.
Contoh: sabun untuk
mengemulsikan minyak dan air.
kasein sebagai emulgator
pada susu.
3. Sol adalah suatu
sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam zat cair.
No.
|
Hidrofob
|
Hidrofil
|
a.
|
Tidak menarik molekul
air tetapi mengadsorbsi ion
|
Menarik molekul air
hingga menyelubungi partikel terdispersi
|
b.
|
Tidak reversible,
apabila mengalami koagulasi sukar menjadi sol lagi
|
Reversibel, bila
mengalami koagulasi akan dapat membentuk sol lagi jika ditambah lagi medium
pendispersinya
|
c.
|
Biasanya terdiri atas
zat anorganik
|
Biasanya terdiri atas
zat organik
|
d.
|
Kekentalannya rendah
|
Kekentalannya tinggi
|
e.
|
Gerak Brown terlihat
jelas
|
Gerak Brown tidak jelas
|
f.
|
Mudah dikoagulasikan
oleh elektrolit
|
Sukar dikoagulasikan
oleh elektrolit
|
g.
|
Umumnya dibuat dengan
cara kondensasi
|
Umumnya dibuat dengan
cara dispersi
|
h.
|
Efek Tyndall jelas
|
Efek Tyndall kurang
jelas
|
i.
|
Contoh: sol logam, sol
belerang, sol Fe(OH)3, sol As2S3, sol
sulfida
|
Contoh: sol kanji, sol
protein, sol sabun, sol gelatin
|
4. Gel/Jel adalah koloid
liofil setengah kaku.
Contoh: agar-agar, lem
kanji, selai, jelly untuk menata rambut.
5. Buih adalah
sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair.
Contoh: sabun, detergen,
protein.
Zat-zat yang dapat
memecah/mencegah buih yaitu eter, isoamil alkohol.
Proses Pembuatan Mentega
Salah satu produk olahan berdasar susu adalah
mentega. Mentega diperoleh dari krim yang didapat dari susu. Mentega
biasanya digunakan sebagai olesan untuk roti maupun biskuit, tidak jarang juga
mentega ini dijadikan bahan masakan hingga terkadang digunakan untuk
menggoreng. Sifat mentega hampir sama seperti margarin yang tidak mudah leleh,
keduanya meleleh pada suhu ruangan secara perlahan.
Banyak manfaat yang bisa diambil dengan
mengonsumsi mentega karena didalamnya mengandung vitamin A dan D, zat besi,
fosfor, natrium, kalium, dan omega 3 serta omega 6. Mentega yang baik untuk
dikonsumsi harus mengandung lemak minimal 80%, kadar air maksimal 16%, protein
1%, dan milk solid non fat tidak lebih dari 2%. Beberapa produk mentega yang
diproduksi banyak dikenal denga mentega asam, manis, dan asin. Proses pembuatan
mentega melalui proses yang lama dikarenakan harus menunggu lemak dari susu
keluar.
Proses pembuatan mentega yang pertama
adalah memisahkan krim atau lemak dari susu dengan menggunakan alat.
Setelah itu krim yang telah dipisahkan akan melalui proses pasteurisasi krim
selama 30 menit untuk membunuh bakteri dan enzim-enzim yang akan membuat
mentega cepat basi. Setelah itu dilakukan proses pemeraman agar terjadi
kristalisai lemak setelah proses ini selesai dilanjutkan dengan proses
penumbukan untuk memisahkan mentega dari buttermilk atau susu tumbukannya.
Bahan mentega lalu dicuci dengan menggunakan air dengan suhu 40c untuk
membersihkan sisa-sisa buttermilk yang masih tertempel di bahan mentega.
Proses pembuatan mentega selanjutnya
adalah mentega yang kadar airnya masih tinggi kemudian diuleni
untuk menurunkan kadar air berlebih yang ada di dalam mentega. Pengulenan
mentega ini perlu dilakukan beberapa kali agar kadar air maksimal yang harus
ada tercapai. Setelah itu mentega kemudian diberi garam untuk menambah rasa
aebanyak 0.5-2%. Aduk adonan mentega secara merata setelah proses penggaraman
ini selesai mentega dapat dibungkus. Warna kuning dari mentega adalah warna
asli yang berasal dari carote yang berwarna kuning dan larut didalam lemak.
No comments:
Post a Comment